ANALISIS REGRESI TERAPAN KEUNTUNGAN PENJUALAN SUATU PRODUK BERDASARKAN JENIS PROMOSI


A.      Tujuan

Melakukan analisis regresi berganda untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara faktor iklan Koran, iklan TV, iklan Radio, dan Jumlah Outlet terhadap Keuntungan Penjualan.

B.       Hasil Analisis Data

Data keuntungan penjualan suatu produk yang dipengaruhi oleh jenis promosi sebagai berikut :

No

Penjualan

Iklan Koran

Iklan TV

Iklan Radio

Jumlah Outlet

1

412,6

33,45

36,85

13,02

6

2

423,22

33,98

37,44

16,59

7

3

400,25

34,55

36,15

14,23

9

4

366,25

34,76

35,92

15,26

9

5

435,23

35,99

38,2

15,78

8

6

430,22

36,21

37,91

13,33

10

7

352,16

36,25

34,79

12,89

9

8

365,21

36,87

35,91

12,45

8

9

415,25

36,99

36,96

19,25

8

10

451,29

40,12

38,98

14,32

8

11

215,36

20,98

27,9

13,23

7

12

295,15

22,41

32,28

13,44

5

13

254,26

22,98

29,49

15,26

10

14

452,62

23,21

39,17

18,45

5

15

330,92

23,25

34,25

19,58

8

16

320,14

23,45

33,63

12,03

8

17

254,25

24,86

29,38

13,87

6

18

235,26

24,88

29,19

15,69

9

19

302,21

25

32,82

16,35

9

20

312,25

25,12

33,44

12,88

8

Sumber data : http://syukak.blogspot.com/2016/12/perbandingan-analisis-regresi-dengan.html?m=1

 

Akan dilakukan analisis regresi untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara faktor iklan koran, faktor iklan TV, faktor iklan Radio, dan faktor Jumlah Outlet terhadap keuntungan Penjualan, dengan variabel dependen adalah keuntungan penjualan, dan variabel independen adalah faktor iklan koran, faktor iklan TV, faktor iklan radio, dan faktor jumlah outlet.

Asumsi berdasarkan faktor iklan Koran, faktor iklan TV, faktor iklan Radio, dan faktor Jumlah Outlet terhadap Keuntungan Penjualan yaitu :

Keuntungan Penjualan            : Y

Faktor iklan Koran                  : X1

Faktor iklan TV                       : X2

Faktor iklan Radio                  : X3

Jumlah Outlet                          : X4

Model regresi linier berganda adalah sebagai berikut :


Interpretasi

 

Variables Entered/Removeda

Model

Variables Entered

Variables Removed

Method

1

TV

.

Stepwise (Criteria: Probability-of-F-to-enter <= ,050, Probability-of-F-to-remove >= ,100).

a.     Dependent Variable: Penjualan

 

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa persamaan regresi (model) adalah memasukkan variabel TV dengan metode Stepwise dengan taraf signifikansi 95% dan variabel dependennya adalah variabel Penjualan.

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,989a

,979

,978

11,28021

1,891

a. Predictors: (Constant), TV

b. Dependent Variable: Penjualan

Pada tabel model summary, karena regresi linear sederhana maka yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah R yaitu sebesar 0,989 yang berarti hubungan antar variabel sangat kuat. Kemudian nilai R Square sebesar 0,979 atau 97,9% variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennya.

Pada kolom terakhir dari tabel model summary di atas tampak bahwa nilai statistik Durbin-Watson = 1,891 (terletak antara -2 dan 2), jadi dapat disimpulkan data tersebut tidak mengandung/bebas dari unsur autokorelasi.

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

106333,679

1

106333,679

835,673

,000b

Residual

2290,378

18

127,243

 

 

Total

108624,057

19

 

 

 

a. Dependent Variable: Penjualan

b. Predictors: (Constant), TV

Tabel ANOVA di atas digunakan untuk uji F, yaitu uji kelayakan model secara keseluruhan dari koefisien regresi untuk mengetahui apakah iklan TV mempengaruhi Penjualan.

Hipotesis :

Tampak bahwa nilai sig. = 0,000 < 0,05, artinya pada tingkat kepercayaan 95% H0 ditolak.

Kesimpulan : Dengan demikian
Sehingga analisis selanjutnya dapat dilakukan.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-396,253

25,979

 

-15,253

,000

 

 

TV

21,645

,749

,989

28,908

,000

1,000

1,000

a. Dependent Variable: Penjualan

Berdasarkan tabel Coeffisients di atas tampak bahwa nilai dari .

Ø  Uji hipotesis untuk 

Karena nilai sig. = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya cukup bukti untuk menolak H0 , koefisien dari signifikan dan masuk ke dalam model.

Ø  Uji hipotesis untuk 

Karena nilai sig. = 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak artinya cukup bukti untuk menolak H0 , koefisien dari signifikan dan masuk ke dalam model atau iklan TV mempengaruhi Penjualan.

Model yang terbentuk :

Pada kolom colinearity Statistics menunjukkan bahwa nilai VIF (sebesar 1,000) lebih kecil dari 10 dan angka Tolerance (sebesar 1,000)  lebih besar dari 0,1, maka model diindikasikan tidak terdapat multikolinearitas.

 

 

Excluded Variablesa

Model

Beta In

t

Sig.

Partial Correlation

Collinearity Statistics

Tolerance

VIF

Minimum Tolerance

1

Koran

,052b

1,071

,299

,251

,489

2,047

,489

Radio

,013b

,374

,713

,090

,949

1,053

,949

Outlet

-,015b

-,425

,676

-,103

,997

1,003

,997

a. Dependent Variable: Penjualan

b. Predictors in the Model: (Constant), TV

Output Excluded Variables menjelaskan tentang variabel bebas yang dikeluarkan pada model. Model di atas, mengeluarkan variabel Koran, Radio, dan Outlet. Variabel-Variabel bebas tersebut dikeluarkan karena dari statistik uji (uji t)  dan nilai sig. terlihat bahwa tidak signifikan. Nilai sig Koran sebesar 0,299 dan nilai sig Radio sebesar 0,713 , dan nilai sig Outlet sebesar 0,676, terlihat bahwa nilai sig > 0,05 sehingga variabel Koran, Radio, dan Outlet tidak signifikan dan dikeluarkan dari model.

 

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimension

Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

TV

1

1

1,995

1,000

,00

,00

2

,005

20,551

1,00

1,00

a. Dependent Variable: Penjualan

 

Residuals Statisticsa

 

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

N

Predicted Value

207,6355

451,5717

351,2050

74,80982

20

Residual

-15,79980

14,58033

,00000

10,97935

20

Std. Predicted Value

-1,919

1,342

,000

1,000

20

Std. Residual

-1,401

1,293

,000

,973

20

a. Dependent Variable: Penjualan

 

Gambar di atas, digunakan untuk mendeteksi normalitas data, tampak bahwa titik tersebar di sekitar garis diagonal yang berarti data berdistribusi normal.

Sementara itu, gambar di atas digunakan untuk mendeteksi adanya unsur heterokedastisitas dari data, tampak bahwa titik tersebar di sekitar titik 0 dan tidak membentuk pola tertentu, hal ini menunjukkan tidak ada unsur heterokedastisitas dari data.

 

Uji Asumsi Klasik Model Regresi Terbaik dengan IBM SPSS Statistics 20

Model regresi linier berganda akan lebih tepat digunakan dan menghasilkan perhitungan yang lebih akurat apabila memenuhi asumsi-asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik yang akan diberikan adalah Normalitas, Heterokedastisitas, Multikolinearitas dan Autokorelasi.

1)      Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal.

Uji normalitas dengan IBM SPSS Statistics 20 disediakan pada Normal PP-Plot.

Berikut adalah output PP-Plot residual dari model regresi.

Sebagaimana terlihat dalam grafik PP-Plot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar di  sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal, maka dapat dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal.

2)      Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Model regresi yang baik mempunyai nilai residual yang memiliki varian tidak konstan.

Uji heterokedastisitas dengan IBM SPSS Statistics 20  tersedia pada grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dengan studentized residual (ZRESID).

Terlihat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas, dan tidak menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas dalam model regresi.

3)      Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda. Model regresi yang baik memiliki variabel-variabel bebas yang independen atau tidak berkorelasi.

Uji multikolineritas dengan IBM SPSS Statistics 20  dapat dilihat nilai VIF pada tabel Coefficients regresi linier berganda.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

-396,253

25,979

 

-15,253

,000

 

 

TV

21,645

,749

,989

28,908

,000

1,000

1,000

a. Dependent Variable: Penjualan

 

Sebagaimana terlihat pada output diatas, terlihat bahwa semua variabel independen pada model regresi mempunyai nilai VIF kurang dari 10, maka tidak adanya korelasi antara seluruh variabel independennya. Artinya tidak terjadi multikolinearitas antara variabel independen pada model regresi.

4)      Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah residual memiliki kompenen/nilai yang berkorelasi berdasarkan waktu. Model regresi yang baik memiliki nilai residual yang tidak memiliki korelasi berdasarkan waktu.

Uji autokorelasi dengan IBM SPSS Statistics 20 dapat dilihat melalui nilai Durbin-Watson pada tabel Model Summary.

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

,989a

,979

,978

11,28021

1,891

a. Predictors: (Constant), TV

b. Dependent Variable: Penjualan

Dari tabel model summary di atas tampak bahwa nilai statistik Durbin-Watson = 1,891 (terletak di antara -2 dan 2), jadi dapat disimpulkan data tersebut tidak mengandung/bebas dari unsur autokorelasi.

C.      Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis data dan menggunakan beberapa asumsi seperti Normalitas, Heterokedastisitas, Multikolinearitas dan Autokorelasi. Didapatkan hasil dan kesimpulan sebagai berikut.

Model yang terbentuk :

Model akhir untuk data tersebut adalah :

Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa model yang dihasilkan memenuhi asumsi regresi linier dan dapat layak digunakan untuk prediksi. Pada model data tersebut tidak mengandung non-normalitas, heterokedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas.

Komentar

Postingan Populer